Wartawan Indonesia Tercatat sebagai Patriot Bangsa, jangan Jadikan Musuh, Biarkan Kami Jalankan Tugas Profesi……….!?
Wartawan Indonesia Tercatat sebagai Patriot Bangsa, jangan Jadikan Musuh, Biarkan Kami Jalankan Tugas Profesi……….!?
Oleh: Dahlan Sapa
(Aktivis & Pemerhati Publik)
Kebebasan pers mesti dimaksimalkan oleh para jurnalis untuk bisa meliput, menulis, dan memublikasikan berita tanpa rasa takut. Namun, wartawan juga dituntut ikut mendidik masyarakat.
Terkadang pemberitaan selalu di salah artikan oleh segelintir orang, yang merasa nyaman, dengan apa yang didapatkan, untuk kepentingan pribadi mereka,
Sehingga adanya pemberitaan, seperti merasa terusik oleh pemberitaan tersebut, hingga sering terjadi provokasi untuk di intimidasi terhadap penulisnya atau wartawan yang memberitakan,”
Kami beberapa kali menulis berita yang menyangkut kepentingan pribadi dan keuntungan yang banyak merugikan masyarakat,namun sebagai penulis berita selalu di benturkan oleh orang suruhan.” Terkadang pemberitaan di anggap salah dan selalu menjadi pemicu keributan,” Kami sebagai jurnalis/wartawan sangat merasa cemas,jika menulis berita dengan kebenaran,sangat riskan terhadap keselamatan jiwa raga kami sebagai penulis.
“Disisi lain kita sebagai kontrol sosial selalu memberikan informasi yang akurat dan elektabilitas,agar masyarakat bisa mendapatkan informasi yang akurat.”
Bagai mana bisa kita menulis berita kalau sering mendapatkan tekan dari berbagai pihak yang sudah merasa kan Sona nyaman,”
Dengan segala cara untuk melakukan pengusutan terhadap jurnalis/wartawan yang meliput, banyak cara yang dilakukan agar tidak bisa terusik.
Di lain sisi kami sebagai jurnalis/wartawan selalu menjaga kode etik profesi.
Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.
Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik
” Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat,berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama.
Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.
“Penafsiran,”
Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.
Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain
” Terbitnya Perpres 26 Februari 2024
Perpres 32/2024 Tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas,sangat jelas,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 40 TAHUN 1999. TENTANG. P E R S. .
Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.”Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran.”Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.
Sejarah singkat….!
Dalam sejarah mencapai Indonesia merdeka, wartawan Indonesia tercatat sebagai patriot bangsa bersama para perintis pergerakan di berbagai pelosok tanah air yang berjuang untuk menghapus penjajahan. Di masa pergerakan, wartawan bahkan menyandang dua peran sekaligus, sebagai aktivis pers yang melaksanakan tugas-tugas pemberitaan dan penerangan guna membangkitkan kesadaran nasional dan sebagai aktivis politik yang melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan membangun perlawanan rakyat terhadap penjajahan, Kedua peran tersebut mempunyai tujuan tunggal, yaitu mewujudkan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, wartawan Indonesia masih melakukan peran ganda sebagai aktivis pers dan aktivis politik. Dalam Indonesia merdeka, kedudukan dan peranan wartawan khususnya, pers pada umumnya, mempunyai arti strategik sendiri dalam upaya berlanjut untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. (*)