Mengembangkan Hardskill dan Softskill Mahasiswa, UGJ Gelar Seminar Nasional Artificial Intelligence
ARAHBARU Cirebon – Lebih dari seribuan mahasiswa dari lintas fakultas Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon, mengikuti seminar nasional artificial intelligence (AI) yang dilaksanakan di Auditorium Kampus Utama UGJ, Rabu (31/1/2024).
Seminar nasional kali ini mengambil tema “Menyambut Perkembangan Artificial Intelligence Untuk Mengembangkan Hardskill dan Softskill Mahasiswa Demi Mewujudkan Indonesia Emas 2045”.
Kegiatan pengembangan ilmu digitali dimoderatori oleh Dr. Editya Nurdiana, S.E, M.M Dosen Fakultas Ekomomi dan Bisnis UGJ ini, menghadirkan beberapa pembicara yang berkompeten dibidangnya.
Para pembicara (pemateri) diantaranya Dwina M.Putri selaku Direktur Kemitraan, Komunikasi dan Pengembangan Ekosistem PMO Prakerja, Vega Vatima Mamora sebagai Senior Product Manager at Tiket.com, serta Fabsya Farazzahra selaku Program Director at Biji-biji group NGO (Microsoft Indonesia Project).
Salah satu pembicara Dwina misalnya, dia membawakan materi terkait dengan program kartu prakerja yang digulirkan pemerintahan Presiden Jokowi, yang sudah berlangsung selama tiga tahun (2020-2023).
Kata Dwina, keberadaan program kartu prakerja ini memberikan akses pelatihan dan perlindungam sosial di 514 Kota dan Kabupaten di seluruh Indonesia.
“hingga saat ini yang sudah lolos verifikasi (email, NIK, nomor KK dan HP) jumlahnya mencapai 47,28 juta, dengan total insentif yang sudah disalurkn sebanyak Rp 40,38 triliun,” katanya.
Dwina menjelaskan, para penerima manfaat dari program ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dan memang lebih banyak berada di pedesaan sekitar 64 persen, bahkan 2 persen penerima kartu prakerja berada di kabupaten tertinggal.
Selain lokasi tempat tinggal, dari sisi gender memang masih imbang antara laki-laki dan perempuan. berdasar data yang ada, 51 persen penerima kartu prakerja ini memang kaum perempuan sisanya kaum laki-laki.
Sementara dari segi pendidikan, memang mayotitas berasal dari tingkat penddidikan SMA/sederajat (51%) bahkan dengan tingkat hanya prndidikan SD kebawah (18%).
“Dari jumlah yang ada saat ini, para penerima kartu prakerja memang kebanyakan masyarakat yang belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya. Sehingga dengan program ini mereka dapat memperoleh skill dan kemampuan, yng diharapkan mereka bisa lebih mandiri berbekal ilmu pelatihan yang sudah mereka miliki,” Pungkas Dwina. (Dms)