DPRD Sebut Bebani APBD Senilai 1,5 Miliar, Bus BRT di Kota Cirebon Minta Dihentikan.

arahBaru, Cirebon –” Yang baru beroperasi hanya 4 BRT saja, padahal yang diberikan kepada Pemerintah Kota Cirebon dari Provinsi sebanyak 10 unit BRT. Sudah pasti ini menjadi beban bagi APBD Kota Cirebon dari unit yang ada,” ujar Dani saat ditemui di Kantor DPRD Kota Cirebon, Senin (31/1).

“Biaya operasionalnya lebih kurang Rp 1,5 Miliar setiap tahunnya yang dianggarkan, itu yang sudah ada.,” tambahnya.

Menurut Dani, bahwa dalam satu kali putaran Bus BRT hanya ada lima penumpang itu saat Komisi I DPRD Kota Cirebon melakukan monitoring di lapangan. Tidak hanya itu, rata-rata penumpang Bus BRT ini bertujuan hanya untuk mengelilingi Kota Cirebon.

(Video) Bus Nyaris Nyasar ke Arah Tanggul Sungai Pemali…
“Dari penumpang yang saya tanya, tidak ada kepentingan menggunakan Bus BRT ini untuk kegiatan perekonomian dan kegiatan lainnya. Tapi terkesan seperti bus wisata untuk sekedar jalan-jalan memutar Kota Cirebon. Sehingga tujuan dari BRT itu sendiri sebagai sarana transportasi masyarakat untuk kegiatan kerja, ekonomi dan lain sebagainya, saya kira belum sampai pada tujuan dari BRT itu ada,” ungkapnya.

Pihaknya juga menyayangkan dan perlu melakukan evaluasi terhadap keberadaan BRT di Kota Cirebon.

Menurut Dani, daripada keberadaan BRT ini membebani masyarakat, dimana masyarakat sendiri seperti belum memerlukan transportasi BRT.

“Kalau ternyata hasil evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah itu lain dari asumsi saya dan rekan-rekan Komisi I, mohon kiranya terkait jalur trayeknya bisa diperluas. Seperti sampai wilayah Argasunya dan lainnya,” kata Dani.

Sementara itu, Edi Suripno, Anggota Komisi I DPRD Kota Cirebon menambahkan bahwa evaluasi terkait keberadaan Bus BRT di Kota Cirebon ini harus dilakukan. Karena sampai tahun ke dua ini, belum ada hasil yang maksimal.

“Alasan Ekonomi nya tidak masuk, tujuan dan sasarannya tidak kena kalau tidak dilakukan evaluasi. Pertama, Evaluasi nya terkait masalah rute, apalagi beban pemeliharaan kendaraan. Maka dari itu perlu adanya terobosan dan inovasi,” ujarnya.

“Kalau bus BRT ini tujuannya untuk wisata, ya memang harus dilakukan pada tujuan yang mendekati tempat wisata. Kalau mau menjadi modal transportasi publik yang memang digratisan ya digariskan saja, atau dengan rute baru yang masuk ke wilayah protokol yang menjadi tujuan masyarakat,” sambungnya.

Jika kondisi Bus BRT di Kota Cirebon masih seperti ini, Edi mengusulkan untuk diberhentikan saja. Tetapi bila ingin dilanjutkan harus dilakukan evaluasi total dengan melibatkan berbagai pihak agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai modal transportasi yang efesien, efektif, mudah dan juga bisa dimanfaatkan masyarakat ekonomi bawah.

“Tapi setelah kita cari tahu, masyarakat inginnya Bus BRT ini masuk ke wilayah keramaian kota. Atau sekalian menjadi modal transportasi untuk masyarakat di wilayah Argasunya, untuk mengangkut anak sekolah, mengantar ke pasar, atau hanya sekedar mengelilingi Kota Cirebon,” tandasnya.

(Evi)

Spread the love

Mungkin Anda juga menyukai