Lansia Penderita Stroke Mencoblos Dalam Angkot, Hartinii: Pilihan Suaraku Doa untuk Anak Cucu
ARAHBARU, Cirebon – Di sebuah sudut kecil di Kota Cirebon, tepatnya Kelurahan Kalijaga, hidup seorang perempuan sederhana bernama Hartini (54). Ia adalah istri Dedi, sopir angkot GP yang tinggal di RT 2 RW 10. Meski tubuhnya telah melemah akibat serangan stroke beberapa tahun lalu, tapi semangatnya untuk berkontribusi pada masa depan Kota Cirebon tak pernah pudar.
Pagi itu, Hartini mulai menyiapkan diri untuk memberikan hak suaranya, kebetulan di hari itu pencoblosan untuk memilih Walikota dan Wakil Walikota Cirebon, Hartini mengenakan pakaian sederhana hanya kaos berwarna hijau. Dengan dibantu suaminya, ia menaiki angkot untuk menempuh perjalanan sejauh 500 meter ke tempat pemungutan suara (TPS). Perjalanan ini bukan sekadar langkah fisik, melainkan wujud tanggung jawab yang ia rasakan sebagai warga negara.
“Kalau bukan kita yang memilih, siapa lagi? Pilihan saya ini adalah doa untuk anak-anak dan cucu-cucu saya agar hidup di Cirebon yang lebih baik,” ujarnya lirih, sambil mengusap tangan yang gemetar.
Saat berada di TPS, suaminya langsung menyerahkan surat undangan, sementara ia hanya berada di dalam angkot karena tidak mampu untuk melangkah ke lokasi meja petugas. Setelah didata, petugas KPPS mendatanginya di dalam angkot sambil membawa surat suara dan alat pencoblosan.
Dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Cirebon kali ini, Hartini berharap suara kecilnya dapat menjadi bagian dari perubahan besar. Meski tubuhnya terbatas, jiwanya tetap teguh, mengajarkan bahwa demokrasi bukan hanya soal siapa yang menang, tetapi tentang keberanian setiap individu untuk bersuara.
Semangat Hartini adalah lentera kecil di tengah gelapnya apatisme. Ia mengingatkan kita bahwa masa depan bukanlah milik mereka yang kuat fisiknya, tetapi milik mereka yang hatinya penuh cinta pada negeri, Kota Cirebon.(Dms)